Selasa, 22 September 2009

MUSIK ROCK DEEP PURPLE

Sebuah daftar terbaik tak bisa memuaskan semua orang, apalagi jika dibuat untuk ”menyarikan” atau mewakili sebuah periode—dengan cara penilaian apa pun. Begitu pula daftar album ini. Jadi, supaya jelas dulu, ada subyektivitas yang sulit dihindari. Silakan berkeberatan dan menyusun sendiri versi Anda jika memang merasa tak cocok. Tapi inilah versi kami.




Beatles, The, 1967

Sebetulnya The Beatles sudah memulai upaya menerobos wilayah eksperimen dengan Revolver (1966). Tapi, di album ini, kuartet dari Liverpool itu melompat lebih jauh ke tahap yang siapa pun belum pernah melakukannya sebelumnya. Di sini mereka mengaduk pengaruh-pengaruh psikedelia, art-song, musik klasik, khazanah Timur, dan rock ’n’ roll. Bertolak dari album inilah, belakangan, berkembang musik rock yang bisa melepas kungkungan bermacam batas, termasuk di antaranya rock progresif.

Paranoid

Black Sabbath 1971

Populer, jelas: album ini nomor satu di Inggris, sementara di Amerika Serikat lagu Paranoid dan Iron Man merajai tangga lagu-lagu, sekalipun praktis tak pernah diputar di radio-radio. Tapi, yang jauh lebih penting adalah pengaruh album ini bagi perkembangan musik heavy metal di kemudian hari. Tata suara yang dihasilkannya menjadi klasik: ada nada-nada rendah minor yang digeber sekeras-kerasnya dan dimainkan dalam semangat blues rock, dan ada kombinasi not pada gitar yang menjadi pola lagu (riff) yang mudah ditangkap telinga. Bumbu penyedap lain adalah lirik bertema ”gelap” seperti horor supranatural dan trauma kematian, perang, kiamat nuklir, sakit jiwa, halusinasi obat, dan penyalahgunaan narkotik.

Machine Head

Deep Purple 1972

Inilah salah satu dari ”holy trinity” musik heavy metal—dua yang lain adalah album keempat Led Zeppelin dan Paranoid milik Black Sabbath. Ketiganya menjadi cetak biru yang kelak selalu diikuti oleh setiap band hard rock dan heavy metal, khususnya sejak pertengahan 1970-an. Di album inilah riff yang terkenal dari lagu berjudul Smoke on the Water terdapat. Di sini pula orang bisa menyimak duel solo antara gitaris Ritchie Blackmore dan organist Jon Lord (pada lagu Highway Star). Tak kalah, Ian Gillan (salah satu penyanyi terbaik dari generasinya) memamerkan kesanggupannya meledakkan vokalnya dengan tenaga dan jangkauan yang menakjubkan.

Brain Salad Surgery

Emerson, Lake and Palmer 1973

Fokus utama album ini adalah rock fiksi ilmiah. Paling tidak lewat komposisi yang terdiri atas tiga bagian Karn Evil 9, pendekatannya dilakukan dengan volume dan gairah yang membetot toleransi audiens art rock hingga melampaui batasnya. Lebihnya adalah kemampuan album ini untuk sekaligus memikat khalayak metal. Pemain keyboards Keith Emerson melengkapi itu dengan reinterpretasi yang mengesankan atas Toccata, karya komponis Argentina Alberto Ginastera. Inilah album yang mengukuhkan Emerson sebagai virtuoso, lengkap dengan citra flamboyannya, sebagaimana Jimi Hendrix pada gitarnya (yang hanya bisa ditandingi oleh Rick Wakeman dari Yes).

The Lamb Lies Down on Broadway

Genesis 1974

Album satu-satunya dari band ini yang terdiri atas dua disk (double album). Inilah puncak dari masa awal Genesis, ketika Peter Gabriel masih bergabung sebagai vokalis. Dalam karya drama musikal ini, dengan penampilan yang prima, Gabriel berperan sebagai Rael, seorang pemeras jalanan di New York. Bukan saja vokal Gabriel, performa para personel lain terasa kuat di sini.

Are You Experienced

Hendrix, Jimi 1967

Salah satu debut yang mengagetkan dalam sejarah rock, juga salah satu album penting era psikedelia. Selain memamerkan kemampuannya meramu bermacam unsur terkini dalam lanskap rock pada masa itu, dengan album ini Jimi Hendrix mengukuhkan dirinya sebagai gitaris terbesar hingga sekarang—eksperimen-eksperimen distorsi, feedback, dan volume kencang yang dilakukannya menjadi modal penting bagi para gitaris yang datang belakangan. Semuanya itu muncul berkat lagu-lagu seperti Foxy Lady, Manic Depression, Purple Haze yang bersuasana psikedelia, Red House dan Hey Joe yang kental blues-nya, atau The Wind Cries Mary yang puitis dan lembut. Selama kariernya yang pendek, Hendrix menghasilkan karya-karya yang mustahil dibilang jelek. Tapi ini yang terbaik.

In the Court of the Crimson King

King Crimson 1969

Hanya ada sedikit album debut yang langsung mendobrak yang pernah direkam. Album ini termasuk di antaranya. Begitu dirilis, album ini serta-merta menepis semua upaya yang ada untuk merintis rock yang lebih progresif sesudah album The Beatles, Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band. Begitu bagusnya album ini, King Crimson baru bisa menyamainya lagi empat tahun kemudian. Inilah album yang, terutama, menonjolkan peran mellotron, sebuah instrumen elektronik yang tergolong baru pada masa itu. Berkat instrumen ini, komposisi lagu-lagu yang memang sudah kuat, yang meramu unsur-unsur klasik, rock, dan jazz, dan memboyong tema-tema gelap, menjadi kian tak tertahankan oleh khalayak musik.

Led Zeppelin IV

Led Zeppelin 1971

Album ini merangkum heavy metal, folk, rock ’n’ roll, blues. Komplet. Tapi, yang lebih penting dari itu adalah dengan karya keempat yang tanpa judul inilah Led Zeppelin mengukuhkan dirinya, sekaligus gaya dan tata bunyi rock yang mendominasi periode 1970-an. Di sini ada folk pedesaan Inggris yang mistis (misalnya pada lagu The Battle of Evermore). Ada epik yang kemudian menjadi lagu rock yang paling sering diputar di radio-radio (Stairway to Heaven). Juga satire yang menggetarkan (Misty Mountain Hop). Banyak yang mencoba meniru Led Zeppelin. Tapi tak satu pun yang bisa menyamai persis performa Robert Plant dan kawan-kawan di album ini.

Dark Side of the Moon

Pink Floyd 1973

Di sinilah Pink Floyd menyempurnakan eksplorasi yang sudah dimulainya sejak album Meddle (1971). Lagu-lagu sederhana tentang berbagai masalah duniawi yang sepele kian bernyawa dengan embusan tata suara dan soundscape atmosferik yang kaya. Semuanya dilakukan dengan cermat dan tepat sehingga mencapai gaung emosional yang kuat. Hasilnya adalah musik bertekstur subtil yang berkelana dari psikedelia rock, ke fusion jazz, hingga blues rock. Tempo yang kebanyakan rileks justru menimbulkan kesan gelap, dunia yang muram. Album ini mungkin bukan satu-satunya karya terbaik Pink Floyd. Tapi tak ada yang sama lakunya dengan album ini.

Abraxas

Santana, 1970

Jangan berharap banyak akan mendapatkan album seperti ini pada 1990-an. Tapi, pada awal 1970-an, ramuan rock, jazz, salsa, dan blues ini luar biasa sukses. Inilah album yang mengukuhkan Carlos Santana, sang leader of the band, sebagai pengibar rock Afro-Latin. Dari sinilah populer Oye Como Va, karya Tito ”Raja Salsa” Puente, yang berirama salsa tapi dibuat muda dengan rock, Incident at Neshabur dan Samba Pa Ti yang menyemburkan denyut jazz rock, serta Black Magic Woman milik Fleetwood Mac yang kental blues-nya. Banyak album Santana pada periode 1970-an yang layak dikoleksi. Tapi inilah pilihan terbaik untuk memulainya.

Close to the Edge

Yes, 1972

Bagi banyak penggemarnya, di album inilah Yes mencapai puncak kreativitas. Komposisi yang panjang (hanya ada tiga lagu di sini) menjadi peluang bagi Jon Anderson untuk memamerkan vokalnya yang ethereal dan eksotis dan kanvas yang lebih besar bagi Rick Wakeman untuk mengobral kemampuan jemarinya dalam menjelajah tuts keyboard-nya. Tapi mereka tak sendirian. Gitaris Steve Howe, basis Chris Squire, dan drummer Bill Bruford sama bergairahnya dan menyumbangkan permainan terbaik mereka. Jangan gentar pada jumlah dan durasi lagu yang ada. Pertimbangkanlah, begitu banyak moment menakjubkan yang bisa dijumpai, di awal, tengah, bahkan akhir setiap lagu.

MISTERI PENGELEAKAN DI BALI

( foto celuluk nengkleng )

Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.
Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti? Secara umum leak itu tidak menyakiti, 

ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri.
Tidak gampang mempelajari ilmu leak. Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak.
Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu.
Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.

Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh.
Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya.
Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar.
Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia.

Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari.
Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya.
Namun esensinya sama dalam penerapan. Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti.

Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa.
Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak.

Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak.
Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis.
Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.
Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.

Mengapa ditempat angker?
Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi.
Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya.
Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana.
Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara.
Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak.
Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri.

Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya.
Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai).
Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.

Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya.
Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam.

Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam.
Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.

Ilmu leak tidak menyakiti.
Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.
Bersikap sewajarnya saja.
Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan.
Endih ini tidak menyebabkan panas.

Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda.
Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.

Leak Shoping di Kuburan

Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak.
Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).

Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa

Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura).

Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan.

Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut.

Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak.
Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih.

Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu)
Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya.
Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.

Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan).
Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya.
Begini bunyi doa leak memberikan berkat : “ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah”.

Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.
Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.

Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian?
Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.
Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra.
Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa.
Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.
Leak barak (brahma).
Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah.
Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.

Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil.

Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.
Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang.
Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.
Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.
Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri).

Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.
Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab.
Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla.

Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.